keputihan pada wanita

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangannya yang di alami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja terdiri dari tiga sub fase yaitu masa remaja awal (usia 11-14 tahun), masa remaja pertengahan (usia 15 – 17 tahun) dan masa remaja akhir (usia 18-20 tahun) (Wong, 2008)
Masa remaja mengalami perkembangan fisiologis, psikologis, kognitif, moral dan perkembangan seksual. Perubahan fisiologis pada masa remaja merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin ditentukan berdasarkan karakteristik seks primer yaitu organ internal dan eksternal yang melaksanakan fungsi reproduktif misalnya ovarium, uterus, payudara dan penis. Karakteristik seks sekunder merupakan perubahan yang terjadi di seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (misalnya perubahan suara, munculnya rambut pubertas dan penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi (Wong, 2008)
Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid. Keputihan seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja. Padahal, keputihan bisa jadi indikasi adanya penyakit. Hampir semua perempuan pernah mengalami keputihan. Pada umumnya, orang menganggap keputihan pada wanita sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan keputihan. Keputihan yang normal memang merupakan hal yang wajar. Namun, keputihan yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya penyakit yang harus diobati. Sekitar 15% wanita terinfeksi, tetapi gejala keputihan dan gatal-gatal terjadi hanya dalam 3% sampai 5% wanita (Jones, 1997).
Di Desa Tanah Wulan hampir semua wanita pernah mengalami keputihan, bahkan ada yang sampai merasa sangat terganggu. Namun, rasa malu untuk diperiksa pada bagian bawah tubuh yang satu ini, sering kali mengalahkan keinginan untuk sembuh. Belum lagi masyarakat kita yang tidak terbiasa memeriksa alat kelamin sendiri, sehingga kalau ada gangguan tertentu tidak segera bisa diketahui. Rasa malu untuk periksa ke dokter juga menyebabkan banyak wanita mencoba untuk mengobati keputihannya sendiri, baik dengan obat yang dibeli di toko obat, maupun dengan ramuan tradisional. Apabila pengobatan yang dilakukan tidak sesuai dengan jenis penyebab keputihan tersebut, tentu saja pengobatan akan sia-sia. Bahkan, bisa jadi justru menyebabkan kerugian yang lain.
Jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan sekitar 75% (Zubier, 2002), sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%, dan untuk wanita Indonesia yang mengalami keputihan berjumlah 75% (Octaviyanti, 2006). Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 remaja putri yang berusia 15 – 20  tahun di Dusun Krajan Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso  pada bulan Mei tahun 2013, didapat bahwa 7 dari 10 remaja putri tersebut yang mengalami keputihan mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian, penyebab dan perawatan yang harus dilakukan jika terjadi keputihan.
Penyebab keputihan berlebihan terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi. Misalnya, mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut. Keputihan apabila tidak segera diobati dapat berakibat lebih parah dan bukan tidak mungkin menjadi penyebab kemandulan. (Wahyurini dan Masum, 2005)
Dari fenomena diatas kewajiban tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan tentang keputihan kepada remaja putri agar mereka mengenal macam dari keputihan dan bisa menangani keputihan baik yang normal maupun yg kliniks.

1.2       Rumusan Masalah
“ Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan dalam menangani keputihan remaja putri di dusun Krajan I Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso?” 

1.3     Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan tentang penanganan keputihan remaja putri Di Dusun Krajan I Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso

1.3.2 Tujuan Khusus
1.             Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian keputihan di dusun Krajan I Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso
2.             Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang penyebab keputihan pada remaja putri di dusun Krajan I Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso
3.             Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang gejala keputihan di dusun Krajan I Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso
4.             Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang menangani keputihan di dusun Krajan I Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso

1.4     Manfaat Penelitian
1.4.1  Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengetahuan terkait sebagai upaya penanganan tentang hal – hal yang berkaitan dengan gangguan reproduksi pada wanita khususnya keputihan
1.4.2    Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau informasi untuk dijadikan bahan dalam mengembangan program pendidikan keperawatan sehingga dapat dijadikan dasar untuk penyediaan fasilitas di dusun Krajan I Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso yang mendukung terhadap penyakit keputihan.
1.4.3  Bagi Remaja

Dengan adanya penelitian ini, remaja dapat termotivasi untuk meningkatkan perilaku hidup sehat dalam penanganan keputihan sehingga dapat meningkatkan status atau derajat kesehatan pada remaja putri

Komentar

  1. by: OBAT KEPUTIHAN
    Terima kasih untuk berbagi informasi dengan kami , Setelah membaca artikel Anda saya menjadi sangat tertarik dengan blog yang Anda kelola

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

kesimpulan

sectio caesarea

konsep hipertensi