Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang Menstruasi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya
kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun.
Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, mereka tidak termasuk golongan
anak-anak tetapi tidak juga termasuk golongan orang dewasa (Hurlock, 1978).
Pada masa remaja proses pertumbuhan dan
perkembangan ditunjukkan terjadi kematangan dalam beberapa fungsi seperti
endokrin, kematangan fungsi seksual, hingga tampak sekali masa remaja sudah
menunjukkan kedewasaan dalam hidup bermasyarakat, peristiwa tersebut dapat
terjadi oleh karena peristiwa lingkungan social. Pada masa ini terjadi
peristiwa yang sangat penting dan perlu perhatian yaitu peristiwa pubertas (Hidayat,
A. Aziz, 2005).
Kata
pubertas berasal dari bahasa Latin pubertas yang artinya adalah “usia
kedewasaan”. Pubertas pada perempuan umumnya terjadi di usia 9-12 tahun. Menurut
WHO batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Departemen
Kesehatan yaitu yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Pada masa
puber, rasa cemas tidak berkurang tetapi bertambah. Pubertas pada perempuan
dapat ditandai dengan datangnya menstruasi untuk pertama kalinya (menarche).
Menarke, yaitu menstruasi pertama,
biasanya terjadi antara usia 12-13 tahun, yaitu dalam rentang usia 10-16 tahun.
Dalam keadaan normal, menarke diawali dengan periode pematangan yang dapat
memakan waktu 2 tahun (Sylvia, A. Price, 2001).
Premenarche adalah sekelompok
gejala fisik maupun tingkah laku yang timbul pada pertengahan
siklus menarche, dan disusul dengan periode tanpa gejala. Riset melaporkan
Taylor (1994) bahwa sekitar 10-30 % wanita produktif mengalami
sindrom premenarche. Gejala yang menyertai yaitu kecemasan, ketakutan dan
diperkuat untuk menolak proses fisiologis tersebut (Uripmi, 2011).
Masalah yang
terjadi pada siswi kelas VII SMP Negeri
1 Sempol Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso adalah banyaknya siswi yang
memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi dan penatalaksanaannya. Selain
itu, jarak desa yang jauh dari perkotaan dan tidak terdapatnya internet sebagai
media pembelajaran serta pemikiran masyarakat tentang pembicaraan menstruasi
yang dianggap tabu mengakibatkan pengetahuan siswi tentang menstruasi menjadi
sangat minim. Akhirnya, saat menarche banyak siswi yang mengalami kecemasan
karena kurang pengetahuan tentang menstruasi dan penatalaksanaannya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagiada tahun 2007, di SLTP Negeri 4 Jember dengan sempel sebanyak 20
orang didapatkan hasil siswi yang mengalami menarche sebanyak 7 orang (35%)
tidak mengalami kecemasan, 9 orang (45%) mengalami kecemasan ringan, 4 orang (20%)
mengalami kecemasan sedang dan tidak ada yang mengalami kecemasan berat (Anymous,
2012).
Dari hasil studi pendahuluan yang
penulis lakukan di SMP Negeri 1 Sempol,
7 orang mengatakan khawatir saat menarche dan 3 orang mengatakan tidak
khawatir saat menghadapi menarche karena telah mendapatkan informasi tentang
menstruasi sebelumnya.
Kurangnya
pengetahuan disebabkan karena dari segi fisik dan psikologis remaja belum
matang, informasi yang kurang dari orang tua, sulitnya mencari informasi karena
letak desa yang jauh dari perkotaan menyebabkan timbulnya perasaan cemas dan
takut pada remaja ketika menstruasi pertama tiba. Kecemasan sangat berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, pada remaja putri yang mengalami
menarche tanpa pengetahuan yang cukup akan mengalami berbagai kecemasan,
kecemasan tersebut akan dapat berkurang apabila tersedianya layanan pendidikan
kesehatan di sekolah-sekolah serta meningkatnya keinginan remaja untuk membaca
buku-buku kedokteran (Burn, 2000).
Oleh
sebab itu, remaja putri sangat memerlukan informasi yang benar tentang
menstruasi, pengertian yang benar tentang perkembangan dan kemungkinan kapan
mendapatkan menstruasi pertama dan bagaimana mengatasinya dengan bimbingan yang
benar. Pemberian informasi yang benar akan mencegah remaja putri untuk mencari
sendiri informasi yang belum tentu benar sehingga dapat mengakibatkan berbagai
gangguan pada waktu haid dan untuk selanjutnya (Uripmi, 2011).
Dan
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian analitik dengan judul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang Menstruasi Terhadap
Kecemasan dalam Menghadapi Menarche di SMP Negeri 1 Sempol Kecamatan Sempol
Kabupaten Bondowoso.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah
yang dapat dirumuskan adalah “Adakah hubungan tingkat pengetahuan siswi kelas
VII tentang menstruasi terhadap kecemasan dalam menghadapi menarche di SMP
Negeri 1 Sempol Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso? “.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang menstruasi
terhadap kecemasan dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Sempol Kecamatan
Sempol Kabupaten Bondowoso.
1.3.2 Tujuan
Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan
tentang menstruasi siswi kelas VII di SMP Negeri 1 Sempol Kecamatan Sempol
Kabupaten Bondowoso.
1.3.2.2 Mengidentifikasi
kecemasan dalam menghadapi menarche siswi kelas VII di SMP Negeri 1 Sempol
Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso.
1.3.2.3 Mengidentifikasi
hubungan tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang menstruasi terhadap
kecemasan dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Sempol Kecamatan Sempol
Kabupaten Bondowoso.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Ilmu
Keperawatan
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah informasi
dalam upaya peningkatan ilmu pengetahuan khususnya di bidang maternitas tentang
menstruasi.
1.4.2 Responden
Agar para remaja putri
dapat menekan kecemasannya dengan pengetahuan yang cukup dalam menghadapi masa
pubertas, dimana remaja putri tersebut akan mengalami menarche.
1.4.3 Tempat
penelitian
Sebagai pengetahuan
bagi para siswi atau remaja putri dalam menghadapi menarche, sehingga dapat
menularkannya kepada orang-orang sekitar sehingga kecemasan dalam menghadapi
menarche dapat berkurang atau bahkan hilang.
1.4.4 Institusi
Pendidikan
Sebagai referensi dan
acuan dalam penelitian selanjutnya dengan topik atau masalah yang sama atau
berhubungan.
Komentar
Posting Komentar