kti tingjkat stres perawat dalm bekerja
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Rumah Sakit merupakan bagian integral
dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan dan mempunyai peran yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bentuk pelayanan ini
bersifat sosio ekonomi yaitu suatu usaha yang meskipun bersifat
sosial namun di usahakan agar bisa mendapatkan surplus keuntungan dengan cara
pengelolahan yang profesional dengan memperhatikan prinsip ekonomi
(Djododibroto, 1997). Salah satu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit adalah
pelayanan asuhan keperawatan oleh perawat.
Perawat merupakan salah satu komponen
yang mempunyai peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah
sakit dan merupakan staf kesehatan yang mempunyai intensitas interaksi yang
paling tinggi antara pasien dan keluarga terutama pasien yang sulit dan
kompleks merupakan salah satu pemicu timbulnya stres pada perawat. Lebih jauh
lagi pekerjaan sebagai perawat dituntut untuk mempunyai keterlibatan yang terus
meningkat (intens) terhadap pekerjaannya karena seorang perawat memiliki peran
penting dalam pelayanan kesehatan karena merekalah yang melaksanakan tugas
keperawatan sehari-hari seperti halnya
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sehingga hal ini dapat memicu
terjadiya stres kerja yang tinggi terhadap perawat (Boswell, 2004).
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh schaufeli dalam (Eviaty, 2005) menunjukkan
profesi bidang kesehatan menempati urutan pertama yang paling banyak mengalami
stres diantara profesi di bidang kesehatan, perawat memiliki tingkat stres yang
lebih tinggi dibanding dokter, bidan dan apoteker.
Di
indonesia menurut penelitian yang dilakukan oleh persatuan perawat nasional
indonesia (2005) terdapat 50,9 % perawat mengalami stres yang menyatakan
keluhan sering merasa pusing karena beban kerja yang terlalu tinggi dan menyita
waktu sehingga terkadang perawat tidak memilki motivasi dalam bekerja.
Hal
ini di dukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Mc.Garth dkk (1989) di
inggris yang menemukan presentase tentang stres kerja dalam bidang keperawatan
yaitu : 67% responden menyatakan waktu
tidak mencukupi untuk melakukan tugas secara memuaskan, 54% menyatakan rasio antara pelayanan dan sumber
– sumber, 46% batas waktu ditentukan orang lain.
Menurut
studi pendahuluan yang dilakukan pada 5 perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah sakit dr. H.Koesnadi Bondowoso pada tanggal 28 Oktober 2013 ditemukan 3
responden (60%) perawat mengalami stres berat, 1 responden (20%) mengalami stres sedang dan 1 responden (20%) mengalami
stres ringan.
Beberapa Kondisi yang dapat memicu
terjadinya stress berhubungan dengan kewajiban seorang perawat ialah perawat
harus melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien, melakukan pencatatan dan dokumentasi asuhan keperawatan pasien, mengurus
administrasi pasien, bekerja dengan sistem shift, bekerja di tempat dengan
resiko infeksi yang sangat tinggi dan lain sebagainya. Stres yang
berkepanjangan dapat berdampak pada aspek dan sistem tubuh seseorang baik pada
emosional, kognitif, fisiologis, dan perilaku.
Dampak secara emosional meliputi cemas, depresi,
tekanan fisik, dan psikologis (perry & potter, 2005). Dampak kognitif pada
penurunan konsentrasi, penurunan motivasi seseorang dalam menyelesaikan
pekerjaannnya karena efek stres yang mengakibatkan seseorang sulit untuk
berpikir jernih, peningkatan distraksi, dan berkurangnya kapasitas memori
jangka pendek. Dampak terhadap psikologis berakibat pada pelepasan epinefrin dan nonepinefrin, penonaktifan sistem pencernaan, nafas cepat, peningkatan
denyut jantung, dan kontriksi pembuluh darah. Dampak pada perilaku misalnya
meningkatkan ketidakhadiran kerja, mengganggu pola tidur, dan mengurangi
kualitas pekerjaan (Eysenck, 2009). Stres terkadang menjadi hambatan bagi
seseorang untuk melakukan pekerjaan lain.
RSU dr. H. Koesnadi adalah Rumah sakit
milik pemerintah yang melayani pasien umum. Dengan meningkatnya jumlah pasien
secara tidak langsung menuntut pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang
kesehatan.
Prestasi keja seorang
individu adalah berkaitan erat dengan motivasi seorang individu yang mempunyai
motivasi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas dan kualitas kerja yang
baik begitulah sebaliknya. Mengingat pentingnya upaya dalam mengatasi
permasalahan stres di kalangan perawat khususnya, maka diperlukan
langkah-langkah untuk melakukan pencegahan, salah satunya mengidentifikasi
faktor penyebab stres yang dialami sehingga berpengaruh pada motivasi kerjanya
selain itu juga berupa pemberian reward tambahan.
Berdasarkan uraian di
atas maka peneliti tertarik untuk meneliti “Adakah hubungan tingkat stres
dengan motivasi kerja perawat instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Umum
dr.H.Koesnadi Bondowoso”.
1.2
Rumusan
Masalah
“Adakah hubungan antara
stres dengan motivasi kerja pada perawat instalasi gawat darurat (IGD) Rumah
Sakit Umum dr.H.Koesnadi Bondowoso ?”
1.3
Tujuan
Penelitian
1.3.1 Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui hubungan stress dengan motivasi kerja perawat instalasi gawat
darurat Rumah Sakit Umum dr.H.Koesnadi Bondowoso. .
1.3.2 Tujuan
Khusus
1. Mengidentifikasi
Tingkat Stress pada Perawat Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Dr.H.Koesnadi Bondowoso
2. Mengidentifikasi
Motivasi kerja perawat
Instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Dr.H.Koesnadi Bondowoso.
3. Menganalisis
hubungan stress dengan motivasi kerja perawat Instalasi gawat darurat Rumah
Sakit Umum Dr.H.Koesnadi Bondowoso.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.4.1 Bagi
Perawat
Perawat
dapat memprioritaskan kegiatan pribadi agar tidak stress atau menghindari
stress sehingga tidak mempengaruhi motivasi kerja dalam melaksanakan
pekerjaannya.
1.4.2 Bagi
Institusi
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan kepustakaan bagi institusi keperawatan.
1.4.3 Bagi
Peneliti selanjutnya
Sebagai
data dasar bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenis dan
memodifikasi variable.
1.4.4 Bagi
Rumah Sakit
Dengan
minimalnya tingkat stres pada perawat akan meningkatkan motivasi perawat dalam
bekerja sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal.
Komentar
Posting Komentar