hipertensi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hipertensi menjadi masalah kesehatan yang serius karena tidak terkendali dan akan berkembang serta menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya stroke, jantung koroner, dan gagal ginjal. hipertensi sering dijuluki pembunuh diam (the silent killer ). Kedatangannya sering tanpa gejala, jadi sangat penting bagi seseorang untuk berperilaku positif yaitu memeriksakan tekanan darah secara berkala. ( Maryono, 2006 )
Banyak mitos dan kesalah pahaman tentang kondisi yang dikenal sebagai stroke. Stroke dapat membunuh atau menyebabkan kecatatan tetapi salah satu aspek yang paling menakutkan  adalah  serangan yang tiba-tiba. Kebanyakan stroke terjadi dengan didahului hanya sedikit atau tanpa tanda-tanda sama sekali. Di Indonesia, stroke merupakan penyebab utama kematian yang disebabkan penyakit non- infeksi. Temuan kasusnya terbilang terus meningkat dari tahun ke tahun. ( Leila Henderson, 2002 )
Stroke dapat menyerang siapa saja, terutama penderita penyakit-penyakit kronik seperti diabetes, hipertensi dan jantung. Karenanya bagi penderita-penderita penyakit tersebut harus selalu mewaspadai akan datangnya serangan stroke. ( Noerjanto, 2000 )
1
Gejala stroke tidak selalu muncul pada kondisi yang berat. Serangan stroke yang ringan, bisa ditangani dengan cepat dan tepat biasanya dapat diatasi dan kondisi pasien dapat kembali sepenuhnya, dengan demikian perilaku pencegahan terhadap penyakit stroke ini harus dimulai sedini mungkin. Keterlambatan dapat menyebakan hal-hal yang kurang baik dan tidak diinginkan. ( Enny mulyatsih, 2008 )
Data yang dirilis oleh Yayasan Stroke Indonesia sungguh membuat kita khawatir. Dinyatakan bahwa kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit menemukan pasien rawat inap yang disebabkan stroke berjumlah 23.636 orang.  (Anynomouse, 2012)
Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawa ke dokter/rumah sakit tidak diketahui jumlahnya. Namun Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 berhasil mendata kasus stroke di wilayah perkotaan di 33 provinsi dan 440 kabupaten. Riskesdas tahun 2007 ini berhasil mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel rumah tangga perkotaan dan 987.205 sampel anggota rumah tangga untuk pengukuran berbagai variabel kesehatan masyarakat. Hasilnya, stroke merupakan pembunuh utama di antara penyakit-penyakit non infeksi di kalangan penduduk perkotaan.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2008, prevalensi jumlah penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 populasi di Indonesia. Dengan jumlah populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke. Jumlah itu dari tahun ke tahun diperkirakan terus bertambah. Seiring pertambahan usia, angka kejadian stroke terus bertambah. Setiap kali penambahan usia 10 tahun, dihitung dari masa usia 35 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat. Sebanyak 5 persen orang Indonesia berusia di atas 65 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali serangan stroke.
Dari catatan medis RSU dr. H Koesnadi Bondowoso diperoleh pada tahun 2010 tercatat 822 orang penderita stroke dengan riwayat hipertensi. Pada tahun 2011 tercatat 2164 orang penderita  stroke dengan riwayat hipertensi. Pada tahun 2012 bulan januari sampai bulan juni tercatat 2849 orang penderita stroke dengan riwayat hipertensi. Dari data tersebut pasien penderita stroke dengan riwayat hipertensi tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 163,2% dari tahun sebelumnya, serta pada pasien penderita stroke dengan riwayat hipertensi tahun 2012 mengalami peningkata sebesar 31,1% dari data sebelumnya. Sehingga dapat menunjukan adanya tren peningkatan jumlah penderita stroke dengan riwayat hipertensi.
Berdasarkan data yang dilakukan penulis, penulis melakukan studi pendahuluan dengan cara melakukan wawancara pada penderita hipertensi yang datang ke Poli Penyakit Dalam RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso pada 10 dari responden dengan hasil 2 orang (20%) berpengetahuan baik, 2 orang (20%) berpengetahuan cukup, dan 6 orang (60%) berpengetahuan kurang tentang definisi, penyebab, penatalaksanaan dan komplikasi stroke serta perilaku pencegahan stroke pada penderita hipertensi seperti berolahraga secara aman, diet rendah lemak, diet rendah garam, berhenti merokok serta kelolah setres dengan baik.
Beberapa keadaan tertentu penyebab seseorang terancam serangan stroke diantaranya, faktor resiko yang paling sering ditemukan adalah keadaan hipertensi. Keadaan hipertensi yang tidak terkontrol menyebabkan terjadinya penebalan dinding pembuluh darah. Penebalan ini dapat meyumbat atau merusak dinding pembuluh darah yang kemudian dapat pecah. Selain itu terdapat beberapa keadaan yang dapat memperbesar resiko terkena stroke yaitu : usia tua, obesitas, penyakit jantung, kebiasaan merokok, dan kebiasaan makan makanan yang mengandung kolesterol tinggi. ( Enny Mulyatsih, 2008 )
Hipertensi merupakan keadaan yang secara langsung dapat mempengaruhi stroke, diabetes mellitus dan penyakit jantung koroner, bahkan sebagian besar ahli mengatakan bahwa mengelola hipertensi berarti melakukan upaya pengobatan serta pencegahan stroke, dengan kata lain hipertensi merupakan penyebab serangan otak atau stroke. ( Teguh A.S, 2004 )
Upaya untuk menghindari atau meminimalkan resiko stroke, pasien sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis/kesehatan untuk mengeksplorasi faktor-faktor resiko yang menyebabkan pasien terserang stroke. Setelah memahami faktor resiko yang dimiliki, pasien harus menjalani pola gaya hidup sehat, mulai dari latihan kebugaran jasmani secara teratur, mengatur pola makan sehat dan seimbang, berhenti merokok, mempertahankan berat badan normal, mampu mengontrol stres secara efektif. Serta diharapkan pasien dapat  mengetahui tentang pengertia stroke, penyebab, penatalaksanaan saat dirumah ataupun dirumah sakit serta dampak dari stroke jika tidak ditangani secara baik. (Enny mulyatsih, 2008 )
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakuka penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Stroke dengan Perilaku Pencegahan Stroke di Poli Penyakit Dalam RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso”.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1     Pertanyan Masalah
Adakah hubungan yang signifikan antara Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Stroke dengan Perilaku Pencegahan Stroke di Poli Penyakit Dalam RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso?

1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Stroke dengan Perilaku Pencegahan Stroke di Poli Penyakit Dalam RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.

1.3.2        Tujuan Khusus
1.                  Mengidentifikasi tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Stroke di Poli Penyakit Dalam RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
2.                  Mengidentifikasi Perilaku Pencegahan Stroke pada pasien hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
3.                  Menganalisa Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Stroke dengan Perilaku Pencegahan Stroke di Poli Penyakit Dalam RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.

1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Mahasiswa Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk Menambah pengetahuan Mahasiswa Keperawatan mengenai Perilaku Pencegahan Stroke pada pasien hipertensi serta menambah wawasan dan konsep tentang penyakit kardiovaskuler.

1.4.2        Bagi Respondent
Menambah pengetahuaan responden tentang penyakit Stroke dan bagaimana perilaku yang benar dalam pencegahan Stroke.

1.4.3        Bagi Petugas Pelayanan Kesehatan
Untuk memberi gambaran  pada Pasien Hipertensi tentang Perilaku Pencegahan Stroke sehingga petugas pelayanan kesehatan bisa melakukan sosialisasi atau penyuluhan  penyakit stroke  sebagai penanggulangan dini di wilayah kerja masing – masing.

1.4.4        Peneliti Selanjutnya
Sebagai data dasar / bahan dasar bagi peneliti selanjutnya dalam  melakukan penelitian analitik sejenis khususnya tentang stroke.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

kesimpulan

konsep tingkat stress

sectio caesarea