konsep pengetahuan,masyarakat dan menua



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Konsep Pengetahuan
2.1.1    Definisi Pengetahuan
            Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan ”what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh dari indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu. (Wahid dkk, 2006 )
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, terjadi proses yang berurutan pada diri orang tersebut, yakni :
1.      Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2.      Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3.      Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4.      Trial, orang telah mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki stimulus.
5.      Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2.1.2    Tingkat Pengetahuan
            Tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu : (Notoatmodjo, 2005).
1.      Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mangamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat untuk membuang air besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur pertanyaan-pertanyaan, misalnya : apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PSN (pemberantas sarang nyamuk), dan sebagainya.
2.      Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya, orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M (mengubur, menutup dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras dan sebagainya tempat-tempat penampungan air tersebut.
3.      Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain misalnya, seseorang yang telah paham terhadap proses perencanaan, dia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan ditempat dia bekerja atau dimana saja. Orang yang telah paham metedologi penelitian, dia akan mudah membuat proposal penelitian dimana saja, dan seterusnya.
4.      Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
5.      Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.


6.      Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek. Penilaian – penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.(Notoatmodjo, 2005).
2.1.3    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan  antara lain :
1.      Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi,  ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa (Wahit, 2006).
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang dewasa ini aman lebih dipercaya dan orang yang belum tinggi kedewasaannya hal ini sebagai akibat dari mematangkan jiwanya. (Hurlock, 1998) dikutip dari buku Nursalam dan Siti Pariani (2001).
2.      Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Pengalaman merupakan sebuah cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya (Wahit, 2006).
3.      Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Wahit, 2006).
4.      Kebudayaan dari lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang (Wahit, 2006).
5.      Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri merupakan kemajuan seorang untuk mengikuti fakta, simbol, prosedur, teknik dan teori (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Wahit, 2006).
6.      Informasi
Pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu menyatakan atau realita dengan melihat dan mendengar sendiri serta melalui alat komunikasi seperti membaca surat kabar, melihat televisi dan lain sebagainya Kebudayaan dan Lingkungan (Soerjono Soekamto, 1990).
7.      Minat
Sebagai suatu kecenderungan  atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (Wahit, 2006).
2.1.4    Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2005).
2.1.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan
            Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1.      Baik : hasil presentase 76% - 100%
2.      Cukup : hasil presentase 56% - 75%
3.      Kurang : hasil presentase <56 %

2.2       Konsep Masyarakat
2.2.1    Definisi Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Kontjaraningrat, 1990).
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geogafi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya (Soekanto, 1982).
Masyarakat adalah sekelompok manusia  yang mendiami teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama (Laver, 1957)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton, 1936).
Menurut Bee (1996), tahapan masa dewasa adalah sebagai berikut :
a.       usia 18-25tahun (masa dewasa muda)
b.      usia 25-40 tahun (masa dewasa awal)
c.       usia 40-65 tahun (masa dewasa akhir)

2.3       Konsep Menua
2.3.1    Definisi Menua
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. (Nugroho, 2006).
WHO dan UU nomor 13 tahun 1998 tentang kesejaheraan lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit,tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
Dalam buku ajar geriatri, Prof Dr.R.Boedhi Darmojo dan D.Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termaksud infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ.
2.3.2  Teori Menua
2.3.2.1 Teori Biologi

1. Teori Seluler
            Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia  dilepas dari tubuh dan dibiarkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit (Spence & Masson dalam Watsson, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem syaraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut berisiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini,sel pada sistem ditubuh kita cenderung mengalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat di ganti.
2. Teori “Genetik Clock”
            Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai di dalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal.
            Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan pengaruh pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu.
            Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayfick (1980) melakukan penelitian melalui kultur sel ini vitro yang menunjukan bahwa ada hubungan antara kemapuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies.
3. Teori Sintesis Protein (Kolagen dan Elastin)
            Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia.proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kiia pada komponen protein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit  yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiringh dengan bertambahnya usia (Tortor & Angnostakos, 1990). Hal ini dapat lebih dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadi penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal.
4. Teori Mutasi Somatik
            Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini terjadi terus-menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi,sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel (Suhana, 1994).
5. Teori Penurunan Sistem Imun Tubuh (Auto-Immune Theory)
            Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi yang merusak membran sel, akan menyebabkan sistem imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari peningkatan penyakit auto-imun pada usia lanjut (Goldstein, 1998). Dalam proses metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
2.3.2.2 Teori Psikologis
1. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifan setelah menua. Sense of intregrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara sdampai tua. Teori ini mengatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari usia lanjut. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia (Nugroho, 2000).
2. Kepribadian Berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan interpersonal. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya (Kuntjoro, 2002).
3. Teori Pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dalam bermasyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya (Nugroho, 2000). Teori menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kwantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda, yakni:
a.       Kehilangan peran
b.      Hambatan kotak sosial
c.       Berkurangnya komitmen
2.3.3 Batasan-Batasan Umur Lanjut Usia
Mengenai kapan seseorang disebut lanjut usia sulit dijawab secara memuaskan, karena dari beberapa literatur, terkesan bahwa tidak ada batasan yang pasti tentang lanjut usia. Umur yang dijadikan patokan antara 65 tahun keatas. Berikut dikemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai batasan umur :
1. Menurut Burnside (1979), ada empat tahap lanjut usia :
a. Young old : usia 60-70 tahun
b. Middle age old : usia 70-79 tahun
c. Old-old : usia 80-89 tahun
d. Very old-old : usia 90 tahun ke atas
2. Menurut WHO, ada empat yakni :
a. Usia pertengahan : usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia : usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia sangat : usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua : diatas 90 tahun
2.3.4 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lanjut Usia
2.3.3.1 Perubahan Fisik
1. Sistem Indra
Sistem pendengaran; presbiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi di atas usia 60 tahun.
Sistem integumen: Pada lansia kulit mengalami artropi, kendor, tidak elastis, kering dan bekerut.
2. Sistem Muskuloskeletal
            Tulang: Berkurangnya kepadatan tulang setelah diobservasi adalah bagian dari penuaan fisiologis trabekulalongitudinal menjadi tipis. Dampak berkurangnya kepadatan tulang akan mengakibatkan osteoporosis, fraktur, nyeri, dan defermitas.
            Sendi: Pada lansia jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligamen, dan fasia mengalami penurunan. Kelainan tersebutr dapat mengakibatkan gangguan berupa bengkak, nyeri, kekakuan sendi, gangguan jalan, dan aktifitas sehari-hari.
3. Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi
a. Sistem Kardiovasculer
            Massa jantung bertambah,ventrikel kiri mengalami hipertropi dan kemampuan peregangan jantung berkurang.
b. Sistem Respirasi
Perubahan dalam sistem pernafasan membuat lansia lebih rentan terhadap komplikasi pernafasan akibat istirahat total, seperti infeksi pernafasan akibat penurunan ventilasi paru. O2 ada arteri menurun menjadi 75mmHg.
4. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
            Temperatur tubuh menurun (hipotermi) secara fisiologi 35oc ini akibat dari metabolisme yang menurun. Akibatnya lansia sering mengalami menggigil dan kedinginan.

5.      Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecap menurun, rasa lapar menurun, gigi ompong, atrofi payudara, liver mengecil dan menurun nya tempat penyimpanan, berkuranganya aliran darah.
6.   Sistem Endokrin
Menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya testoteron, progesteron dan esterogen.
7.      Perubahan Daya ingat
Daya ingat pada lansia mengalami penurunan sehingga lansia sering lupa.
2.3.5  Masalah yang Terjadi di Usia Lanjut
1.  Mudah terjatuh
a. Penyebab faktor intrinsik antara lain :
1. Gangguan jantung dan sirkulasi darah
2. Gangguan sistem gerak
3. Gangguan sistem susunan saraf, misalnya neuropati perifeer
4. Gangguan penglihatan
5. Infeksi telinga
6. Vertigo
7. Atritis lutut
8. Sinkope dan pusing
b. Faktor ekstinsik antara lain :
1. Cahaya ruangan yang kurang
2. Lantai yang licin
3. Tersandung bernda benda
4. Turun tangga
5. Alas kaki yang kurang pas
2. Mudah Lelah
Disebabkan oleh :
a.       Faktor psikologis (persaan bosan, keletihan, perasaan depresi)
b.      Gangguan organis misal nya: anemia, kekurangan vitamin, gangguan fungsi ginjal, DM, gangguan sistem peredaraan darah.
c.       Pengaruh obat-obatan misalnya : misalnya obat penenang, obat jantung dan obat yang melelahkan daya otot.
d.      Diharapkan lansia olah raga teratur.
3. Berat Badan Menurun
Disebabkan oleh :
a.       Nafsu makan menurun
b.      Adanya penyakit kronik
c.       Gangguan sistem pencernaan sehingga penyerapan makanan terganggu
d.      Faktor faktor sosioekonomis (pensiunan)
e.       Di harapkan lansia makan nutrisi yang cukup dan makan-makanan yang sehat khususnya buah-buahan dan sayur-sayuran.


4. Sukar menahan buang air besar
Disebabkan oleh :
a.       Obat obat pencahar perut
b.      Keadaan diare
c.       Kelainan pada usus besar
d.      Diharapkan lanjut usia makan makanan yang berserat
5. Gangguan pada ketajaman penglihatan
Disebabkan :
a.       Presbiop
b.      Kelainan lensa mata
c.       Kekeruhan pada lensa (katarak)
d.      Tekanan dalam mata yang meninggi (Glaukoma)
e.       Radang syaraf mata
6. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia
a. Gangguan sirkulasi darah seperti : hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak, dan ginjal. Nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang dapat menyebabkan iskemia jantung, radang selaput jantung, emboli paru. Sesak napas disebabkan oleh kelemahan jantung, gangguan sistem pernafasan, kegemukan (obesitas), Jadi di harapkan kepada masyarakat tidak merokok, atau kurangi merokok.
b. Gangguan metabolisme hormonal seperti : Diabetes, klimakterium dan ketidakseimbangan tiroid.
c. Gangguan pada persendian seperti : osteoatritis, gout atritis, fraktur ataupun penyakit kolagen lainya.















2.4       Kerangka Konseptual
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang menua:
1.    Usia
2.    Pendidikan
3.    Pengalaman
4.    Informasi
5.    Kebudayaan dan Lingkungan
6.    Pekerjaan
7.    Minat
            Kerangka konseptual adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti).
Masyarakat
Pengetahuan:

2.      Jenjang C2 (memahami)
3.      Jenjang C3 (aplikasi)
4.      Jenjang C4 (analisis)
5.      Jenjang C5 (sintesis)
6.      Jenjang C6 (evaluasi)

Pengetahuan masyarakat tentang menua
  1. Definisi
  2. Perubahan-perubahan yang terjadi di usia tua
  3. Masalah yang terjadi di usia tua

Pengetahuan:
1.     Jenjang C1(tahu )

Studi Pengetahuan Masyarakat tentang Menua
Cukup
Baik
 












Kurang
 
 



Keterangan      :
                        :  Diteliti                               :           Diteiti
                        :  Tidak Diteliti                    :           Tidak diteliti

Gambar 2.4.1 Kerangka Konsep ” Gambaran Studi Pengetahuan
Masyarakat  Tentang  Menua  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kesimpulan

sectio caesarea

konsep hipertensi