sectio caesarea

width: 0px; "> </1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Sectio Caesarea adalah salah satu bentuk intervensi medis terencana yang biasanya berlangsung lama dan memerlukan pengendalian pernafasan, sehingga sangat beresiko terhadap keselamatan jiwa seseorang dan dapat membuat pasien maupun keluarga cemas (Barbara, 1996). Hal ini didukung oleh pendapat Keliat (1996), bahwa respon psikologis pasien yang akan menjalani tindakan operasi adalah reaksi cemas terhadap proses yang akan dijalani. Pasien yang akan menjalani operasi sectio caesarea tentunya juga memliki tingkat kecemasan yang besarnya berbeda dan mekanisme koping yang relatif berbeda pula pada setiap orang, sesuai dengan tingkat pengetahuan, besarnya informasi yang diperoleh dan pemahaman akan sesuatu yang diperoleh dari tenaga kesehatan (Kozier dan Erb, 1998). Dari hasil studi pendahuluan di ruang Mawar RSUD. Dr. H. Koesnadi Bondowoso didapatkan bahwa pada pasien pre operasi sectio caesarea tidak dilakukan teknik nafas dalam tetapi dengan menggunakan teknik peningkatan spiritual. Data Word Health Organization (WHO), menyatakan bahwa persalinan dengan Sectio Caesarea adalah sekitar 10-15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang. Data tahun 2000 didapatkan bahwa angka kejadian Sectio Caesarea di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus mengalami peningkatan di Cina bagian selatan bahkan mencapai 60% pada tahun 2003 dan 56% padatahun 2006. Begitu pula
2 peningkatan yang sama terjadi di USA dari 24% pada tahun 2000 dan menjadi 31% pada tahun 2006. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 dan tahun 2002-2003 tercatat bahwa jumlah persalinan melalui bedah sectio saecarea secara nasional berjumlah kurang lebih 25% dari total persalinan dimana sekitar 13% dari pasien yang akan menjalankan pembedahan sectio caesarea mengalami kecemasan (Roni Husada, 2008). Data hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawadah Tawarahmah, 2011 dalam
judul penelitian “Hubungan Tingkat Spiritual dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSUD.Dr.H.
Koesnadi Bondowoso” diperoleh data dari 67% pasien yang akan menjalani operasi sectio caesare, 33,5% diantaranya mengalami kecemasan sedang. Dan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7 Juni 2013 10 Juni 2013 di ruang Mawar RSUD. Dr. H. Koesnadi Bondowoso menyatakan bahwa terdapat 4 pasien pre operasi sectio caesar dimana 2 pasien mengalami kesemasan sedang, 1 pasien mengalami kecemasan ringan, dan 1 pasien mengalami kecemasan berat. Pandangan setiap orang dalam menghadapi operasi berbeda, sehingga respon setiap orang dalam menghadapi pembedahan selalu menimbulkan ketakutan dan kecemasan. Kecemasan sering muncul pada usia sebelum 30 tahun (Stuart dan Sundeen, 1998). Seseorang yang sangat cemas dapat menimbulkan berbagai macam gangguan dan berusaha menyesuaikan diri dengan kecemasan yang di alami sebelum operasi, seringkali terjadi
3 hambatan pada pasca operasi, pasien menjadi cepat marah, mudah tersinggung akibat reaksi psikis dibandingkan dengan orang yang cemas ringan (Barbara C. Long, 1996 ). Sehingga akibat yang timbul dari kecemasan yang dialami pasien pre operasi sectio caesarea yaitu (1) pasien seperti tensi meningkat, nadi meningkat, frekuensi nafas meningkat sehingga operasi ditunda sampai kondisi fisik maupun psikologis pasien stabil, (2) janin dapat menyebabkan gawat janin sehingga dapat menimbulakn kamatian, dan (3) keluarga dapat menyebabkan kecemasan kerena pre operasi di tunda dan biaya perawatan semakin besar (Sarwono, 1997). Teknik relaksasi nafas dalam adalah suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat engajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lamban (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaiman menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intenstas nyeri, teknik relaksasi nafaas dalam juga dapat mengurangi kecemasan dan stres pada pasien yang dalam hal ini khususnya pasien pre operasi sectio caesarea (Davis M, dkk, 1995 ). Dari penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Hubungan Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSUD. Dr. H. Koesnadi Bondowoso”.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
“Adakah Hubungan Teknik Relaksasi Nafas Dalam yang Dilakukan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio
Caesarea di Ruang Mawar RSUD.Dr.H.Koesnadi Bondowoso?”
1.3 TUJUAN 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Teknik Relaksasi Nafas Dalam yang Dilakukan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSUD.Dr.H.KOESNADI Bondowoso 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengidentifikasi pemberian teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan pasien pre operasi Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso. 1.3.2.2 Mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi Sectio
Caesarea di Ruang Mawar RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso. 1.3.2.3 Menganalisa hubungan teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan pasien pre operasi Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso.
5 1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Bagi Peneliti Memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang hubungan tingkat spiritual dengan penurunan kecemasan yang coba dituangkan dalam penelitian sederhana sehingga dapat digunakan sebagai bakal untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.4.2 Bagi Responden Dapat memberikan rasa nyaman dan aman pada semua pasien yang akan menjalani operasi sectio caesarea sehingga pasien yang menjalankan operasi tidak cemas dan operasi berjalan lancar. 1.4.3 Bagi Instusi Akademi Keperawatan Dapat dijadikan sebagai referensi dan suatu informasi yang berguna bagi mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. 1.4.4 Bagi Rumah Sakit Memberikan informasi tentang hubungan pemberian teknik relaksasi nafas dalam dengan kecemasan pasien pre operasi sectio
caesarea serta dapat digunakan untuk terapi keperawatan dan penunjang untuk mutu pelayanan kesehatan di bidang keperawatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kesimpulan

konsep tingkat stress