proposal bahaya minuman berenergi bagi ginjal



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak kalangan masyarakat umum termasuk para supir angkutan memiliki keyakinan bahwa untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya agar mampu bekerja optimal, diperlukan  minuman tertentu termasuk  minuman suplemen, dalam bahasa pasar sering disebut minuman kesehatan. Hal tersebut didorong oleh genjarnya produsen suplemen mengiklan kan produknya di media cetak maupun elektronik. Produsen minum-minuman tersebut mempromosikan secara besar-besaran di media dengat khasiat beraneka macam seolah-olah merupakan “minuman ajaib”. Banyak dari kalangan sopir tidak mengetahui tentang efek samping dari minuman berenergi. Namun langkah tersebut tidak diimbangi dengan informasi kontraindikasi (dampak) dari minuman-minuman tersebut sehingga terkadang menyesatkan dan tidak terlalu salah bila diberi sebutan “minuman setan” Djoko, 2006.
Di seluruh dunia menurut WHO tahun 2005 ada 1,1 juta orang menjalani dialisis kronik. Tahun 2010, diproyeksikan lebih dari 2 juta orang. Hasil Survei Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan, 12,5 persen dari populasi mengalami penurunan fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti lebih dari 25 juta penduduk.

 Di indonesia peningkatan penderita penyakit ini mencapai angka 20%. Pusat data dan informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) menyatakan jumlah penderita gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk.berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari perhimpunan nefrologi Indonesia, pada tahun 2008 jumlah pasien hemodialisa (cuci darah) mencapai 2260 orang dari 2146 orang pada tahun 2007 (Roderick, 2008).
Menurut danang, berdasarkan data yang diperoleh di Rumah Sakit Umum Pirngadi terdapat 100 orang penderita GGA pada tahun 2002-2006. Pada tahun 2002 ada sebanyak 11 kasus, 2003 sebanyak 12 kasus, 2004 sebanyak 18 kasus, 2005 sebanyak 22 kasus, 2006 sebanyak 37 kasus. Dapat dilihat bahwa penyakit gagal ginjal akut mengalami peningkatan jumlah penderita selama 5 tahun tersebut.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 28 september 2013 pada supir angkutan yang berjumlah 10 orang supir angkutan, Didapatkan 5 orang (…%) supir angkutan terbukti mengkonsumsi minuman yang mengandung taurin dan cafein. 5 orang (….%) supir angkutan umum mengkonsumsi  minuman yang mengandung inositol, pemanis buatan dan bahan pewarna.
Kandungan minuman berenergi terdiri atas pemanis buatan, penambah rasa, bahan pewarna, asam fosfat, kafein dan beberapa mineral. Selain itu energy drink juga dilengkapi asam amino taurin dan karnitin yang diperlukan tubuh dalam proses metabolisme. Juga mengandung bee pollen, royal jelly serta ganggang spirullina atau chlorella. (Anonymous, 2009)
Dari macam-macam kandungan minuman berenergi yaitu zat pemanis, bahan pengawet dan pewarna didalam energy drink. Membuat kerja berat ginjal menyaring bahan-bahan toksik tersebut akan mengakibatkan lelah ginjal, yang berakibat rusaknya terutama tubulus dan glomerulus didalam ginjal dan berakhir dengan gagal ginjal khronik (GGK). Pasien GGK tidak ada jalan lain kecuali harus menjalani cuci darah atau hemodialisa (HD). Bahkan bila HD kurang berhasil, penderita harus menjalani cangkok ginjal yang biayanya selangit itu. (Anonymous, 2013)
Menurut undang-undang no 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Terminal adalah prasarana transportasi jalan masuk barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu wujud simpul jaringan transportasi.
            Terminal Bondowoso terletak di Jalan Imam Bonjol, Kedemangan Kulon, Bondowoso 68217, dengan tipe C. Sopir di terminal Bondowoso di bagi dua yaitu, pertama: Sopir angkutan kota Bondowoso. Kedua: Sopir angkutan antar profensi. Jadwal kerja sopir angkutan antar kota Bondowoso (sopir angkot) beroperasi dari jam 06.00 -17.00. Sedangkan jadwal kerja sopir bus antar kota profensi dimulai dari jam 03.00-14.00. Dengan jadwal yang membutuhkan energi yang begitu banyak para sopir berfikir dengan cara apakah untuk membantu stamina agar tetap terjaga.
Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya peningkatan dan menurunkan angka kejadian gagal ginjal yaitu mengadakan penyuluhan pada supir yang mempunyai kebiasaan tidak baik yaitu merokok dan minum-minuman berenergi. Serta menyarankan kepada supir dan masyarakat lainnya untuk lebih mengetahui dampak dari kandungan minuman-minuman berenergi. Solusi yang terpenting adalah meningkatkan tingkat pengetahuan supir tentang minuman energy  yang beresiko terjadinya penyakit gagal ginjal.
1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan sopir angkutan tentang minuman yang beresiko terjadinya gagal ginjal”?
1.3       Tujuan Penelitian
1.3.1  Tujuan Umum
Mengetahui “gambaran tingkat pengetahuan sopir angkutan tentang minuman yang bersiko terjadinya gagal ginjal”
1.3.2    Tujuan Khusus
1.      Mengidentifikasi tingkat pengetahuan sopir angkutan diterminal Bondowoso tentang minuman berenergi.
2.      Mengidentifikasi tingkat pengetahuan sopir angkutan diterminal Bondowoso tentang kandungan dalam minuman berenergi
3.      Mengidentifikasi tingkat pengetahuan sopir angkutan diterminal Bondowoso tentang dampak minuman berenergi terhadap terjadinya gagal ginjal
1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1        Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan asuhan keperawatan tentang penyakit gagal ginjal akut.
1.4.2    Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai masukan dan informasi untuk peneliti – peneliti selanjutnya yang meneliti tentang minuman yang beresiko terjadinya  penyakit gagal ginjal
1.4.3    Bagi responden
Diharapkan bagi responden dapat mengetahui dan menerapkan cara pencegahan penyakit gagal ginjal.








`                                   BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pendapat dari WHO (1992) bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain itu juga dari guru, orang tua, buku, dan media masa, Sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003).
Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain.
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu”, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2003 ). Pengetahuan merupakan penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki yaitu mata, hidung, telinga dan lain-lain. Pengetahuan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu objek kajian, metode pendekatan dan bersifat universal. Tidak selamanya fenomena yang ada di alam dapat dijawab dengan ilmu atau setidaknya banyak pada awalnya ilmu tidak dapat menjawabnya. Hal tersebut disebabkan ilmu yang dimaksud dalam terminologi disini mensyaratkan adanya fakta-fakta.
2.1.2  Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :
1)   Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2)   Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3)  Aplikasi (Aplication)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


4)  Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6)  Evaluasi (Evaluation)
Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003).
2.1.3  Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Lukman, ada beberapa factor yang mempengaruhi pengetahuannya, yaitu :
1.    Umur
Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahun akan berkurang.
2.    Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal berfikir dan mengelolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997 ).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
3.    Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seeorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan hal-hal buruk, tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan, seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. (Nasution , 1999).
4.   Sosial Budaya
Sosial Budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu penglihatan.
5.   Pendidikan
Menurut Notoadmojo (2002), menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umunya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya.
6.   Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar, maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
7.   Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. (Notoadmojo, 2002)
2.1.4  Kategori Pengetahuan
Menurut (Arikunto, 1998) mengemukakan bahwa untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu :
1.         Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100%
2.         Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75%
3.         Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai 0-55%
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat kita definisikan bahwa;
Hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.
Sumber: Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipt
2.2 Sopir
2.2.1 Pengertian Sopir
Sopir atau supir (dari bahasa Perancis: chauffeur) adalah pengemudi profesional yang dibayar oleh majikan untuk mengemudi kendaraan bermotor. Sopir dibagi dalam dua kelompok yaitu sopir pribadi yang menjalankan kendaraan pribadi dan yang kedua adalah sopir perusahaan yang bekerja untuk perusahaan angkutan penumpang umum seperti taksi, bus, ataupun angkutan barang.
2.2.2 Persyaratan sopir
Sebenarnya tidak banyak yang dipersyaratkan bagi kendaraan pribadi, biasanya yang dipersyaratkan antara lain adalah:
a)       Surat Izin Mengemudi yang masih berlaku
b)       Kemahiran dalam mengemudikan kendaraan
c)       Pengetahuan mengenai jalatn dan tempat-tempat penting
d)       Tata krama dalam memberikan pelayanan kepada majikan
a.        Sopir angkutan umum membutuhkan persyaratan yang lebih kompleks karena menyangkut jumlah penumpang yang lebih banyak dan waktu mengemudi yang lebih panjang. Untuk itu persyaratan sopir adalah:
1)       Surat Izin Mengemudi Umum sesuai dengan golongan kendaraan yang digunakan.
2)       Waktu kerja dan istirahat
3)       Tata krama dalam memberikan pelayanan kepada penumpang
4)       Kesehatan yang prima.
b.        Sopir dalam menjalankan pekerjaannya mengahadapi berbagai risiko, antara lain:
1)       Kecelakaan lalu-lintas merupakan salah satu risiko pekerjaan sopir yang paling besar
2)       Paparan terhadap polusi udara, karena mereka merupakan orang yang sepanjang menjalankan pekerjaannya selalu di jalan yang polusinya paling tinggi, diantaranya gas beracun Karbon monooksida, Nitrogen oksida, Hidrat arang seperti Benzen, Partikel lepas, Timah hitam
2.3 Sistem perkemihan terdiri atas:
1.      Ginjal
2.      Ureter
3.      Kandung kemih
4.      Uretra
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang periton, atau diluar rongga peritoneum. Ketinggian ginjal dapat diperkirakani dari belakang, mulai dari ketinggian vertebra torakalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal pada orang dewasa sekitar 6-7-8 cm, tebal 1,5-2,5 cm dan berat sekitar 140 gram. Pada bagian atas terdapat kelenjar suprarenalis atau kelenjar adrenal. Nursalam. 2006
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk Hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
2.3.1 Struktur Ginjal
            Setiap ginjal di selubungi oleh Kapsul tipis dari jaringan fubrus dan membentuk pembungkus yang halus. Didalamnya terdapat struktur ginjal berwarna ungu tua yang terdiri atas korteks disebelah luar dan medulla disebelah dalam. Bagian medulla tersusun atas 15-16 masa piramit yang disebut piramit ginjal. Puncaknya mengarah kehilum dan berakhir dikalises atau kalik. Kaises menghubungkannya dengan pelvis ginjal. Nursalam,M.Nurs. 2008, 2007, 2006
            Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.[1] Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter. ( Anonymous, 2009)
a. Nefron
Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal, jumlahnya sekitar 1.000.000. Pada setiap ginjal setiap nefron dimulai sebagai berkas sebagai kapiler ( badan malphegi atau glomelurus ) yang tertanam dalam ujung atas yang lebar, atau nefreon. Dari sini tubulus berjalan berkelok-kelok dan sebagian lurus. Bagian pertama berkelok-kelok dan sesudah itu terdadap sebuah simpa yang disebut simpai henle. Kemudian, tubulus itu berkelok-kelok lagi, disebut kelokan kedua atau tubulus distal, yang bersambung dengan tubulus penampung yang berjalan melintasi korteks dan medulla, lalu berakhir disalah satu perami dalis.
b. Pembulu arteri
            Arteri renalis membawa darah murni dari aorta abdomenalis keginjal. Cabang arteri memiliki nanyak ranting didalam ginjal dan menjadi arteriola aferen  serta masing-masing membentuk simpul dari kapiler-kapiler didalam salah satu badan malphigi, yaitu glomerulus. Arteriola aferen membawa darah dari glomerulus, kemu,Kemudian dibagi kedalam jaringan peritobular kapiler. Kapiler ini menyuplai tubulus dan menerima materi yang direabsrobsi oleh struktur tubular. Pembuluh deferen menjadi arteriola eferen yang bercabang-cabang membentuk jarinanggan kapiler disekeliling tubulus uriniferus. Kapiler ini bergabung membentu fena renalis yang membawa darah dari ginjal kevena kava inferior. Kapiler arteriola eferen lainnya membentuk fasavecta yang berperan dalam mekanisme konsentrasi ginjal.
c.    Fungsi ginjal
1.      Sebagai tempat mengatur air.
2.      Sebagai tempat pengatur konsentrasi garam dalam darah.
3.      Sebagai tempat mengatur keseimbangan asam-basa darah.
4.      Sebagai tempat ekskesi dan kelebihan garam
Semua glomerulus, dan sekitar 100cc  (10%) disaring keluar, plasma yang yang berisi sermua garam, glukosa, dan benda halus lainnya disaring. Namun, sel dan plasma terlalu besar untuk menembus pori saringan dan tetap tinggi dalam darah. Cairan yang disaring, yaitu filtrasi glomerulus, kemudian mengalir melalui tubulus renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh serta membuang yang tidak diperlukan.
Dalam keadaan normal, semua glukosa dan sebagian besar air diabsopsi kembali, sedangkan produk buangan dikeluarkan. Faktor yang mempengaruhi sekresi adalah filtrasi gomerulus, reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus.
Tabel 2.1
No
Bahan
Disaring
Dikeluarkan
1.
Air
150 liter
11/2 liter
2.
Garam
1.700 gram
15 gram
3.
Glukosa
170 gram
0 gram
4.
Urea
50 gram
30 gram

Sumber. Pearche E. C, Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic, Gramedia pustaka Utama 1995, hal 249
      Berat dan jenis urin tergantung dari jumlah zat yang larut atau terbawa dalam urin. Berat jenis plasma (tampa protein) adalah 1.010. Bila ginjal memekatkan urin, maka berat jenis (BJ) urin lebih dari 1.010. Daya pemekatan ginjal diukur menurut berat jenis tinggi. Nursalam. 2008
d.  Klasifikasi gagal ginjal
a.)  Gagal Ginjal Akut
      Gagal ginjal akut atau dikenal dengan Acute Renal Failure (ARF) adalah sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. Nursalam. 2008
b.) Etiologi
            Penyebab prerenal (terjadi hiperfusi ginjal) akibat kondisi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ginjal dan menurunnya filtrasi glomelurus. Keadaan penipisan volume (hipovolemia seperti luka bakar dan pendarahan  atau kehilangan cairan melalui saluran pencernaan), vasodilatasi(sepsis atau anafilaksis), gangguan fungsi jantung (infark miokaedium, CHF, atau syok kardiogenik), dan terapi diuretic. Hal ini biasanya ditandai penurunan turgor kulit, mukosa membrane kering, penurunan berat badan, hipotensi, oliguria, atau anuria
            Penyebab intrarenal kerusakan actual jaringan ginjal akibattrauma jaringan glomerulus atau tubulus ginjal, keadaan yang berhubungan dengan eskemia intrarenal,toksin, proses imunologi, sistemik dan vaskuler. Pemakaina obat anti inflamasi  nonsteroid NSAID, terutama pada pasien lansia karena mengganggu prostaglandin yang melindungi aliran darah renal. NSAID menyebabkan iskemik ginjal. Cedera akibat terbakar dan benturan menyebabkan pembebasan hemoglobin dan mioglobin (protein yang dilepaskan oleh otot ketika cedera sehingga terjadi toksin renal, iskemik, atau keduanya). Cedera akibat benturan dan infeksi serta agen nefrotoksik menyebabakan nefrotik tubulus akut(ANT). Selain itu, reaksi trsnfusi menyebabkan gagal intrarenal dimana hemoglobin dilepaskan melalui mekanisme hemolisis melewati membrane glomerulus dan terkonsentrasi di tubulus ginjal. Hal ini biasanya ditandi dengan demam, kemerahan pada kulit dan edema.
            Penyebab postrenal terjadi akibat sumbatan atau gangguan aliran urin melalui salura kemih (sumbatan bagian distal ginjal). Tekanan ditubulus meningkat sehingga laju filtrasi glomerulus meningkat. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya kesulitan dalam mengosongkan kandung kemihdan perubahan aliran kemih.
Faktor Penyebab gagal ginjal akut
1.    Hipovolimia
2.    Hipotensi
3.    Penurunan curah jantung dan CHF
4.    Sumbatan ginjal atau saluran kemih akibat tumor, bekuan darah, atau batu ginjal
Manifestasi klinis
1.      Pasien sangat menderita dan latergi disertai parsisten, muntah, dan diare
2.      Kulit dan membrane mukosa kering
3.      Perubahan pengeluaran urin (sedikit dapat mengandung darah, BJ sedikit rendah, yaitu 1.010. (Brunner dan suddarth, 2001)
4.      Peningkatan BUN (tetap), kadar kreatinin, dan laju endapan darah (LED) tergantung katabolisme (pemecahan protein perfusi renal, serta asupan protein. Serum kratinin meningkatkanpada kerusakan glomerulus.
5.      Hiperkalimia akibat penurunan laju filtrasi glomerulus serta kata bolisme protein menghasilkan pelepasan kalium seluler ke cairan tubuh.
6.      Asidosis metabolic, akibat oliguria akut pasien tidak dapat mengeliminasi muatan metabolic seperti subtansi jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolic normal. Penurunan mekanisme buffer ginjal yang ditandai dengan penurunan karbon diaksida dan pH darah. Asidosis metabolic menyebabkan gagal ginjal.
c. Gagal Ginjal Kronik
            Gagal ginjal kronik (chronic renal failure adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialysis atau transplantasi ginjal).
Patofisiologi/etiologi
            Fungsi renal menurun karena produk ahir metabolism protein tertimbun dalam darah, sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan memengaruhi system tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala semakin berat
            Gangguan clearance renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi. Penurunan laju filtrasi glomerulus dideteksi dengan memeriksa clearance keatinin urin tamping 24 jam yang menunjukkan penurunan clearance kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum.
            Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema, CHF, dan hipertensi dapat terjadi karena aktivitas aksisrenin angitensin dan kerja sama keduanya meningkat sekresi aldosteron. Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehinga status urenik memburuk.
            Anemia terjadi akibat produksi eritroprotein yang tidak memadai, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran pencernaan. Eritroprotein yang diproduksi oleh ginjal, menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah, dan produksi eritroprotein menurun sehingga mengakiibatkan anemia berat yang disertai keletihan, angina, dan sesak nafas.
Manifestasi Klinis
1.    Gastrointestinal: ulserasi saluran pencernaan dan perdarahan
2.    Kardiovaskuler: Hipertensi, perubahan elektro kardiografi (EKG), perikarditis, efusi pericardium, dan tampanade pericardium.
3.    Respirasi: Edema paru, efusi pleura, dan pleuritis.
4.    Neuromuskuler: Lemah, gangguan tidur, sakit kepala, latergi gangguan muskuler, neuropati perifer, bingung dan koma
5.    Metabolik/endokrin: Inti glukosa, hiperlipidemia, gangguan hormone seks menyebabkan penurunan libido, impoten, dan amnenorhoe (wanita)
6.    Cairan elektrolit: Gangguan asam basa menyebabkan kehilangan sodium sehingga terjadi dehidrasi, asidosis, hiperkalimia, hipermagnesia, dan hipokalsemia.
7.    Hematologi: Anemia, defek kualitas flatelat, dan perdarahan meningkat
2.4 Pengertian
2.4.1  Minuman energi
Minuman energy adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi seseorang yang meminumnya. Bagi beberapa kalangan, minuman energi diminum dengan tujuan untuk mencegah kantuk. Jika umumnya di luar negeri (Amerika Serikat), minuman energi digolongkan sebagai minuman ringan, di Indonesia, minuman energi digolongkan sebagai minuman kesehatan. (Anonymous, 2013)
Beberapa jenis minuman serta komposisi zat-zat dan vitamin dalam berbagai minuman kesehatan atau berenergi antara lain:
Tabel 2.2
Jenis
Kandungan
Khasiat Pabrik
Krating Daeng (Energy Drink)
Taurine, Cafein,  inositol, nicotinamide,  pydoxin(vit.6),  cynocobalamin (vitamin B12), Energy= 100 kal/150ml

Membantu menjaga kesehatan tubuhpada saat kerja keras atau berolahraga
Fit Up (Energy Drink)
Taurin, inositol, cafein, niasin, vit B6, madu, asam sitrat, Na Benzoat, Sukrosa, Fruktosa, Aroma. Pgawet natrium, Benzoat, Energi= 100 kal/150ml
Membantu meningkatkan daya tahan tubuh saat    kerja keras dan berolahraga
M-150 (Energy Drink)


Air, sukrosa, taurin, cafein, inisitol, niasin, pantotenat, vit B6, . Pgawet natrium, Benzoat, Energi= 100 kal/150ml
Minuman enrgi yang dapat menyegarkan serta menghilangkan rasa lelah, mengandung vitamin, enak dan segar, dingin lebih nikmat
Hemaviton Jreng
Taurin, cafein, nicotinamide (vit.B3), asam sitrat, sari gingseng murni, royal jelly, pemanis buatan
Membantu memelihara stamina pada saat bekerja keras dan berolahraga.
EXTRA JOSS Active B7
Taurin, gingseng, Vit. B1-B2-B3-B4-B5-B6-B12,Inositol, royal jelly, trimethylxntine, pewarna buatan aspartame dan acsulfame
Membantu memelihara kesehat tubuh, menyegarkan badan dan membantumetabolisme tubuh untuk mengsilkan energi

(Sumber: Survei pada table minuman-minuman tersebut)
            Dari contoh-contoh minuman tersebut, kandungan kandungan zat terbesar adalah taurine 800-1000 mg, cafein 50 mg dan Inositol 50 mg. Secara umum ketiga zat tersebut bekerja sebagai stimulasi kerja saraf yang berkasiat meningkatkan kesiagaan (orang menjadi tenaga dan lebih giat).
Kafein terdapat pada kopi, the, coklat dan koka yang berpengaruh pada rangsangan otot jantung, sehingga meningkatkan frekuensi kontraksi, merangsang sususnan syaraf yang membuat orang lebih sianga dan mempunyai efek vasodilatasi pada pembulu darah perifer. Selain itu cafein dapat merangsang mobilisasi lemak sehingga dapat meningkatkan prestasi aerobik, Melindungi liver serta mengembangkan memori. Dampak negatif  kafein adalah pemakaian kafein akan meningkatkan denyut jantung,  memacu produksi urine dan bagi seseorang yang sensitive menyebabkan depresi yang berdampak pada sulit tidur (insomnia)
Tabel 2.3
Jenis Minuman
Kandungan kafein (mg)
1 cangkir kopi
100-150
1 cangkir kopi instan
80-90
1 tablet kafein
200
Sumber: Drs. Djoko Pekik Irianto, M. Kes, Panduan gizi lengkap
Taurine (C2 H7 NO3 S) termasuk dalam asam amino nonesensial yang terdapat dalam sel darah putih., cairan otot rangka, otot jantung dan syaraf. Dalam makanan sehari hari, taurin dapat ditemukan pada daging dan ikan. Taurin bermanfaat membantu pencernaan, penyerapan lemak, penyerapan vitamin A, D, E dan K, memelihara membrane sel, menurunkan kecemasan, mengatasi hiperaktif, meningkatkan fungsi otak, bersama zink memelihara kesehatan mata. Sampai saat ini belum ada laporan mengenai dampak dari taurin.
            Inositol merupakan isomer alkhohol, terdapat pada tanaman dan jaringan binatang. Isonitol merupakan komponen B kompleks dan bermanfaat untuk reparasi sytoskelet, syaraf, memelihara membrane sel dan mengontrol calcium intraseluler. Dampak negatif inositol adalah depresan terhadap syaraf.
            Berdasarkan dari tiga pengertian di atas dapat di simpulkan, apabila tiga zat tersebut di konsumsi secara terus – menurus oleh tubuh dapat menyebabkan denyut jantung meningkat dan kerja ginjal lebih berat sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi, gangguan pola tidur, konsentrasi lemah, rasa panik dan rasa khawatir yang lebih.













Faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
1. Usia (Singgih,1998)
2. Pendidikan
3. Pengalaman
4. Informasi 
5. Kebudayaan dan
    lingkungan
6.Pekerjaan
  ( Notoatmodjo,2002
2.5  Kerangka Konsep
Sopir angkutan
Tingkat pengetahuan
1)   Tahu

2)   Memahami
3)  Aplikasi
4)  Analisis
5) Sintesis
6)  Evaluasi
 










Minuman yang beresiko gagal ginjal:
1.    Definisi
2.    Kandungan
3.    Dampak
                                                                                                                                                                                               


Baik
Cukup
Kurang
 










                                                               
Keterangan :
                  :     Diteliti
                  :     Tidak diteliti
                  :     Garis berhubungan yang tidak diteliti
                  :     Garis berhubungan yang diteliti







Gambar 2.1    Kerangka konsep Gambaran tingkat pengetahuan sopir angkutan tentang minuman yang beresiko gagal ginjal


                                                             BAB 3                                  
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
            Desain penelitian adalah rencana keseluruhan untuk mendapatkan informasi mengenai masalah riset dan mengantisipasi kesulitan yang timbul selama proses riset. Pada penelitian ini menggunakan jenis deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. Metode penelitian ini digunakan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang
( Notoatdmojo, 2002 )
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Dalam hal ini metode penelitian menggunakan analitik adalah penelitian observasional dimana peneliti menetapkan tujuan untuk mencapai tahu menganalisi ada tidaknya hubungan atau beda antara dua atau lebih kelompok variable. (Anas Tamsuri, 2008)







3.2 Kerangka Kerja
ANALISA DATA
HASIL
PENGUMPULAN DATA
Penyebaran kuesioner dan angket
POPULASI
Sopir angkutan di terminal Kabupaten
Bondowoso
SAMPEL
Seluruh sopir angkutan di Terminal Kabupaten
Bondowoso dengan Jumlah 92 Sopir
SAMPLING
Accidental Sampling
DESAIN PENELITIAN
Deskriptif
 


















Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitian gambaran tingkat pengetahuan sopir angkutan tentang minuman yang beresiko gagal ginjal di Terminal Kabupaten Bondowoso







3.3 Identifikasi Variabel
            Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain ( Notoatdmojo, 2002 )
            Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.
Variabel dalam penelitian ini adalah “gambaran tingkat pengetahuan sopir angkutan tentan minuman yang bersiko terjadinya gagal ginjal“, yang terdiri dari :
1). Definisi minuman berenergi
2). Kandungan minuman berenergi
3). Dampak minuman berenergi bagi ginjal
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat – sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi dan memungkinkn orang lain untuk melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain (Nursalam, 2003).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Sopir Angkutan tentang  Minuman yang Beresiko Gagal Ginjal di Terminal Kabupaten Bondowoso
NO
Variabel
Definisi Operasional
Parameter
Cara Pengukuran
Skala
Skor
1
Tingkat Pengetahuan supir angkutan tentan minuman yang bersiko terjadinya gagal ginjal
Kemampuan sopir angkutan  tentang minuman berenergi dalam kesenjangan tingkat tahu
Pengetahuan sopir tentang :
1.    Pengertian minuman berenergi
2.    Kandungan minuman berenergi
3.   Tanda dan gejala gagal ginjal
Kuesioner
Ordinal
- Menjawab benar diberi skor 1
- Menjawab salah diberi skor 0           kemudian diprosentasikan sehingga pengetahuan Sopir :
-  Baik ( kode 3 ) 76% - 100%
-  Cukup ( kode 2 ) 56% - 75%
-  Kurang ( kode 1 ) < 56%
   ( Nursalam, 2003 : 124 )





3.5 Sampling Desain
3.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau obyek yang diteliti ( Suharsini, 2002 ).
Pada penelitian ini populasinya adalah sopir angkutan diterminal Bondowoso, dengan jumlah 92 0rang
3.5.2 Sampel
         Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ( Notoatdmojo, 2002 ).
 Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi ( A. Aziz. Alimul Hidayat, 2007). Sedangkan menurut Arikunto (1998) mengatakan bahwa sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Nursalam (2001) Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Sopir angkutan di Kabupaten Bondowoso sebanyak 92 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka peneliti mengambil sample dengan jumlah tersebut
a.  Kriteria Inklusi
a)             Sopir angkutan di terminal Bondowoso yang bersedia di teliti
b)             Sopir angkutan di terminal Bondowoso yang berada di terminal.


b.  Kriteria Eksklusi
a)    Sopir angkutan yang tidak beroperasi atau tidak ada di terminal bondowoso
b)   Sopir angkutan yang tidak bersedia menjadi responden
c)    Sopir angkutan yang tidak bisa membaca dan menulis
3.5.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi  ( Nursalam, 2003 ).
 Pada penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel Asidental. Menurut Nursalam ( 2003 ), pemilihan sampel dengan cara ini merupakan jenis probabilitas. Pengertian dari accidental sampling 
3.6         Pengumpulan data                          
3.6.1                    Instrumen
Sebelum peneliti melakukan observasi, peneliti akan meminta ijin kepada kepala sekolah. Kepada calon responden apakah bersedia menjadi responden, Apabila responden bersedia maka peneliti akan memberikan surat kesediaan menjadi responden yang ditanda tangani oleh calon responden. Apabila proses informed consent selesai dilanjutkan dengan proses pengumpulan data .
3.6.2                    Tempat dan Waktu
Tempat pengambilan data pada penelitian ini di terminal Bondowoso dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan februari 2014.
3.7    Analisa Data
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sopir angkutan tentang minuman yang beresiko terjadinya gagal ginjal. Maka hasil jawaban yang telah diberi skor kemudian di jumlahkan dan dibagi dengan jumlah skor tertinggi kemudian dikalikan 100%. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.
              N=
Dengan  :    N    :  Nilai yang didapat
                   sp    :  Skor yang diperoleh
                   sm   :  Skor tertinggi maksimal
Keterangan :    -  Baik ( kode 3 ) 76% - 100%
                        -  Cukup ( kode 2 ) 56% - 75%
                        -  Kurang ( kode 1 ) < 56%
                           ( Nursalam, 2003 : 124 )
            Hasil prosentase dari cara perolehan skor dan penilaian untuk setiap variable di interpresentasikan dengan menggunakan skala kualitatif

3.8    Etika Penelitian
3.8.1   Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti. Jika subyek bersedia diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan.
3.8.2        Anonimity (tanpa nama)
Adalah tindakan merahasiakan nama peserta terkait dengan partisipasi mereka dalam suatu obyek riset (Arikunto, 1998). Pada penelitian ini kerahasiaan identitas subyek sangat diutamakan, sehingga peneliti tidak perlu mencantumkan nama peserta yang diteliti pada lembar kuesioner.


3.8.3        Confidential (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi subyek dijamin oleh peneliti (Arikunto, 1998).
3.9      Keterbatasan Penelitian
1.             penelitian hanya dilakukan pada Sopir angkutan
2.             keterbatasan jumlah sampel
3.             jumlah sampel
4.             peneliti sebagai peneliti pemula
5.             bagi penulis, ini merupakan penelitian yang pertama kali, sehingga banyak kesalahan atau kekurangan dalam membuat karya tulis ini.
6.             keterbatasan waktu
7.             pembuatan karya tulis ilmiah ini hanya diberi waktu kurang lebih 2 bulan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kesimpulan

sectio caesarea

konsep hipertensi